skip to main | skip to sidebar

About Me

Mazaya
Cilandak, Jakarta, Indonesia
I'll make your world shine brighter.
View my complete profile

Add My Facebook

Mazaya Pramudita
Mazaya Pramudita
Create Your Badge

Blog Archive

Daily Routine

  • 9 GAG
  • Adhitya Mulya
  • Adinda Daulay
  • Aisya Astari
  • Alanda Kariza
  • Alyssa Soebandono
  • Arinsa Garnetta
  • Chekka Cuomova
  • Christian Sugiono
  • Diaz Hernawan
  • Florentine Arshella
  • Joe
  • Malinda Pramufitra
  • Margareta
  • Muhammad Assad
  • Nouvaski Yudharea
  • Raditya Dika
  • Richard Miles
  • Stephany Josephine

Fashion Access

  • 5 Minutes of Fame
  • Ajurette Magablog
  • Bohemian Musings
  • Cheapskate Chic
  • Chekka Cuomova
  • Discotheque Confusion
  • Fashion Toast
  • Glisters and Blisters
  • Hot Chocolate and Mint
  • Jakarta Street Looks
  • Karla's Closet
  • Painfully Hip
  • Seasonal Lust
  • The Clothes Horse
  • The Petite Jessica
  • Words For The Bumblebee

Inspiration

  • Arseto Adiputra
  • Cecilia Carlstedt
  • Cute Boy Things
  • Dance To Live
  • Danser
  • Garance Dore
  • Gashbyyy!
  • Instructables
  • Le Fashion
  • Le Love
  • Le Smoking
  • Little Dance Things
  • Nguping Jakarta
  • Olsen Anonymous
  • Rebellionik
  • The Dancer's Blog
  • You Know You're A Dancer When

Followers

Bittersweet

February 27, 2009

what is a fashion buyer?

Sekolah saya dulu selalu bikin education fair tiap taunnya. Acara ini dibikin dengan tujuan untuk ngenalin murid-muridnya ke dunia perkuliahan. Kampus-kampus yg diundang biasanya berasal dari luar, mostly dari Australia dan Kanada. Tapi ngga jarang ada yg dari negeri-negeri di Eropa dan Asia. Berawal dari hanya iseng, karena pada saat itu saya baru aja masuk SMU dan belom ada pikiran tentang mau ambil kuliah apa nantinya, saya tertarik dengan salah satu program yg ditawarin salah satu universitas di Singapore. Fashion Marketing & Management, namanya. Sambil nemenin si non J yg asik nanya-nanya soal jurusan Multimedia dan Visual Graphic sama mas-mas di booth tersebut, saya mulai baca-baca brosur yg disediain. Career opportunities: fashion buyer, merchandiser, event manager, fashion editor, image consultant/coordinator, costume coordinator, fashion coordinator, market researcher, visual merchandiser, brand manager, public relations officer. Ngga perlu repot-repot baca sampe di tanda titik, saya sangat tertarik jadi seorang fashion buyer dan menetapkan untuk ngambil program tersebut.

Saya agak-agak semangat ketika tau bakal dapet pelajaran Buying1, Buying2 dan Buying3, yg mana artinya merupakan pelajaran yg sangat berguna untuk calon-calon buyer. Tapi baru sampe pertengahan Buying2, saya mulai-mulai agak nyerah dan tertarik untuk ganti cita-cita jadi visual merchandiser. Agak shock karena ternyata jadi seorang buyer se-complicated ini, saya mulai melakukan research di wikipedia.

Fashion buyer menurut wikipedia:
In the fashion industry, a buyer is someone who decides what fashion items will be stocked in a store, based on his or her predictions about what will be popular with shoppers. Fashion buyers usually attend trade fairs and fashion shows to observe trends. They may work for large department stores or a small boutiques. Decisions about what to stock can greatly affect fashion businesses.

Fashion buyer menurut saya:
Seseorang yg ditugasin untuk pergi ke negara asal retail company si franchisee (e.g. Zara di Spanyol atau GAP di US) dan memilih-milih style, bahan, warna dan aksesori yg cocok untuk dijual di Indonesia - this sounds really really exciting!

Fashion buyer menurut apa yg telah saya pelajari di Buying1 dan Buying2:
Bukan hanya memilih-milih style, bahan, warna dan aksesori yg pas, tapi juga harus mengkalkulasi sales forecast, budget dan retail purchases!!

Bukannya saya ngga pinter main angka (yah, walo saya akuin saya hobi bgt cabut pelajaran math pas SMA dulu sehingga sempet dapet D-), tapi saya yg baru dikasih project dan belom kerjaan beneran aja bisa ngga tidur dua hari gara-gara ngerjain beginian. Pertamanya kita harus bikin 6 months merchandising yg bentuknya kira-kira begini nih:
Terus kita akan dikasih katalog dan kita harus milih style, fabric, warna dan quantity yg kira-kira cocok dengan target market dan harus sesuai budget yg ada. Kemudian kita diharusin ngebuat yg namanya style assortments seperti ini:
Belom lg setelah itu harus dijabarin lg seperti ini:

Udah selesai bikin semua itu, kita harus lapor sama si bos. I'll tell you one thing, fashion industry is bitchy! Si bos akan dengan ngeselinnya nembak kita dengan pertanyaan-pertanyaan yg bikin pengen loncat dari atap, seperti : "Kenapa menurut kamu ini bisa laku?" atau "Kenapa kamu milih warna-warna ini?" atau "Kenapa quantity untuk sepatu size 37 lebih banyak dari size 40?" atau "Berani jamin ngga barang-barang ini bisa laku? Kamu pake duit saya, lho." dan lain sebagainya.

Untungnya saya belom teken kontrak sama perusahaan garmen mana pun dan dosen saya ngga sekeji bos-bos pada umumnya. Justru kebalikannya, sang dosen kasih komen, "Yg kamu pilih udah pas bgt dan sesuai sama target kita." Jadi seorang buyer pun sebenernya asik karena bisa keliling dunia, tapi kalo sampe ngorbanin waktu tidur saya? Semua pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Jadi buyer bisa bikin dompet jebol (saking banyaknya salary yg bakal diterima) tapi harus rela jauh dari keluarga dan ngga tidur berhari-hari. Hmmmm, berminat?
Posted by Mazaya at 12:21 AM
Labels: curhat colongan, random facts, selentingan cerita

No comments:

Post a Comment

Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)

Blog Design by Gisele Jaquenod

Work under CC License

Creative Commons License